CONTOH MAKALAH GEOGRAFI TENTANG HIDROSFER DAN DAMPAKNYA

HALO TEMAN-TEMAN KALI INI SAYA BERBAGI MAKALAH GEOGRAFI TENTANG HIDROSFER DAN DAMPAKNYA

BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Geografi adalah ilmu yang mempelajari/mengkaji bumi dan segala sesuatu yang ada diatasnya seperti penduduk, fauna,flora,iklim, udara, dan segalanya interaksinya. Berbicara mengenai segala sesuatu yang ada diatasnya (bumi) tidak hanya itu saja tetapi juga mempelajari tentang bagaimana perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat yang disebutHidrosfer.
Berbagai macam pelanggaran yang dilakukan baik itu dibidang kelautan (kadang kita mengambil ikan dengan cara mengebom dsb) namun kita tidak memahami betapa penting laut dan manfaat , dan sebagainya sehingga kita harus mempelajari geografi (hidrosfer) itu dengan seksama.
Kali ini, kita akan membahas tentang apa itu Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan dan didalama materi ini ada : unsur utama siklus hidrologi, jenis-jenis perairan,DAS,potensi air permukaan dan air tanah,penyebab dan usaha mengurangi risiko banjir, pantai dan pesisir, ekosistem pantai, zona pesisir dan laut,morfologi dan gerak laut, kualitas, suhu, kecerahan, dan salinitas air laut.
Mengingat bahwa materi ini sangat penting dan langsung diamati (sungai, dan air laut dll) oleh karena itu marilah kita mempelajari satu-persatu, sehingga kita mengetahui betapa pentingnya ilmu geografi tentang hidrosfer bagi kehidupan kita.
Berdasarkan latar belakang diatas maka saya menyusun makalah yang sederhana ini, agar kita lebih memahami bahwa betapa penting perairan (laut) dan sebagainya bagi kehidupan..
SEMOGA BERMANFAAT.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.       Apa unsur-unsur siklus hidrologi dan jenis-jenis perairan ?
2.       Apa itu DAS, potensi air permukaan, dan air tanah ?
3.       Apa dampak banjir dan usaha mengurangi banjir ?
4.       Apa itu pantai, pesisir laut, dan ekosistemnya ?
5.       Apa saja Zona laut, morfologi laut, gerak air laut, dan kualitas air laut ?

C.     TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.       Mengidentifikasi unsur-unsur siklus hidrologi dan jenis-jenis perairan
2.       Menjelaskan DAS, potensi air permukaan, dan air tanah
3.       Menyebutkan banjir dan usaha mengurangi banjir
4.       Mendeskripsikan pantai, pesisir laut, dan ekosistemnya
5.       Mendeskripsikan Zona laut, morfologi laut, gerak air laut, dan kualitas air laut








BAB II
PEMBAHASAN
A.     UNSUR-UNSUR UTAMA SIRKLUS HIDROLOGI
Hidrosfer berasal dari kata hidro = air dan sphere = daerah atau bulatan.Hidrosfer dapat diartikan daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Daerah perairan ini meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air yang terdapat di atmosfer. Diperkirakan hampir tiga per empat muka bumi tertutup oelh air.air dibumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam suatu lingkaran peredaran yang disebut siklus hidrologi, siklus air, atau daur hidrologi.
Matahari  yang memancarkan energi panas memanasi daerah-daerah air dipermukaan bumi terutama samudera dan laut, sehingga terjadilah proses penguapan. Uap air tersebut kemuian bergerak naik keudara yang segera diikuti penurunan suhu. Pada ketinggian tertentu, uapa air yang mengalami kondensasi (pengembunan) berubah menjadi embun atau awan. Selanjutnya, embun berubah menjadi hujan atau salju.
            Siklus air dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
a.       Siklus kecil, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh kelaut.
b.       Siklus sedang, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi dan angin membawa air, membentuk awan diatas daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke tanah, selokan, sungai, dan kelaut lagi.
c.       Siklus besar, yaitu air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal es diatas laut, dibawah angin kedaratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju, membentuk gletser (lapisan es yang mencair), masuk ke sungai, lalu kembali ke laut.
Terjadinnya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya proses-proses yang mengikuti gejala meteorologi dan klimatologi, antara lain:
1.       Evaporasi, yaitu penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan dibumi 80% berasal dari penguapan air laut.
2.       Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau mulut daun.
3.       Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan evaporasi dan transpirasi.
4.       Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud air menjadi air akibat pendinginan.
5.       Adveksi,  yaitu transportasi air pada gerakan horisontal seperti transportasi panas dan uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.
6.       Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air., hujan es, dan hujan salju.
7.       Run off, (aliran permukaan), yaitu pergerakan aliran air dipermukaan tanah melalui sungai dan anak sungai
8.       Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air kedalam tanah melalui pori tanah secara vertikal.
9.       Perkolasi, yaitu perembesan atau pergerakan air kedalam tanah melalui pori tanah secara horisontal.
B.     IDENTIFIKASI BERBAGAI JENIS PERAIRAN
1.       Sungai
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya didaratan menuju dna berumuara dilaut, danau atau sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai meruapakan aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu limpasan yang  berasal dari hujan, limpasan dari anak-anak sungai, dan limpasan dari air tanah.
Ada berbagai bentuk atau tipe sungai yaitu:
a.       Sungai konsekwen lateral, yakni sungai yang arah alirannya menuruni lereng-lereng asli yang ada dipemrukaan bumi seperti domeblock mountain, atau dataran yang baru terangkat.
b.       Sungai konsekwen longitudinal, yakni sungai yang alirannya sejajar dengan antiklinal (bagian puncak gelombang pegunungan).
c.       Sungai subsekwen, yakni sungai yang terjadi jika pada sebuah sungai konsekwen lateral terjadi erosi mundur yang akhirnya akan sampai kepuncak lerengnya, sehingga sungai tersebut akan mengadakan erosi ke samping dan memperluas lembahnya. Akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikuti arah strike (arah patahan)
d.       Sungai superimposed, yakni sungai yang mengalir pada lapisan sedimen datar yang menutupi lapisan batuan dibawahnya. Apabila terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat mengikis lapisan-lapisan menutup dan memotong formasi batuan yang semula tertutup, sehingga sungai itu menempuh jalan yang tidak sesuai dengan struktur batuan.
e.       Sungai anteseden, yakni sungai yang arah alirannya  tetap karena dapat mengimbangi pengangkatan yang terjadi. Sungai ini hanya dapat terjadi bila pengangkatan tersebut berjalan dengan lambat.
f.        Sungai resekwen, yakni sungai yang mengalir menuruni dip slope (lemiringan patahan) dari formasi-formasi daerah tersebut dan searah dengan sungai resekwen lateral. Sungai resekwen ini terjadi lebih akhir sehingga lebih mudah dan sering merupakan anak sungai subsekwen.
g.       Sungai obsekwen, yakni sungai yang mengalir menuruni permukaan patahan, jadi berlawanan dengan dip dari formasi-formasi patahan.
h.       Sungai insekwen, yakni sungai terjadi tanpa ditentukan oleh sebab-sebab yang nyata. Sungai ini mengalir dengan arah tidak tertentu sehingga terjadi pola aliran dendritis.
i.         Sungai reserve, yakni sungai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya melawan suatu pengangkatan, sehingga mengubah arahnya untuk menyesuaikan diri.
j.         Sungai komposit, yakni sungai yang mengalir dari darah yang berlainan struktur geologinya. Kebanyakan sungai yang besar merupakan sungai komposit.
k.       Sungai anaklinal, yakni sungai yang mengalir pada permukaan, yang secara lambat terangkat dan arah pengangkatan tersebut berlawanan dengan arah arus sungai.
l.         Sungai kompound, yakni sungai yang membawa air dari daerah yang berlawanan geomorfologinya.
a.       Pola aliran sungai
Ada berbagai pola aliran sungai sebagai berikut:
a.       Pararel adalah pola aliran sungai yang terdapat pada suatu daerah yang luas dan miring sekali, sehingga gradien dari sungai itu besar dan sungainya dapat mengambil jalan ke tempat yang terendah dengan arah yang kurang lebih lurus. Pola ini misalnya dapat terbentuk pada suatu costal plain (dataran pantai) yang masih mudah yang lereng aslinnya miring sekali ke arah laut.
b.       Rektangular adalah pola aliran yang terdapat pada daerah yang mempunyai struktur patahan, baik yang berupa patahan sesungguhnya atau hanya joint (retakan). Pola ini merupakan pola aliran siku-siku.
c.       Angulat adalah pola aliran yang tidak membentuk sudut siku-siku tetapi lebih kecil atau besar dari 90°C.
d.       Radial sentrifugal adalah pola aliran pada kerucut gunung berapi atau dome yang baru  mencapai stadium muda dan pola alirannya menuruni lereng-lereng pegunugan
e.       Radial sentripental adalah pola aliran pada suatu kawah atau crater dan suatu kaldera dari gunung berapi atau depresi lainnya.
f.        Trelis adalah pola aliran yang berbentuk seperti tralis. Disini sungai mengalir sepanjang lembah dari suatu bentukan antiklim dan sinklim yang pararel.
g.       Anular adalah variasi dari radial pattern. Terdapat pada suatu dome atau kaldera yang sudah mencapai stadium dewasa dan sudah timbul sungai konsekwen, subsekwen, resekwen, dan obsekwen.
h.       Dendritik adalah pola aliran yang mirip cabang atau akar tanaman. Terdapat pada daerah yang batu-batuannya homogen, dan lereng-lereng tidak begitu terjal, sehingga sungai-sungainya tidak cukup mempunyai kekuatan untuk menempuh jalan yang lurus dan pendek.
b.      Meander sungai
Meander sungai  adalah bentuk kelokan-kelokan aliran sungai. Kenampakan ini sering didapati pada aliran sungai didaerah dataran rendah, terbentuk meander ialah karena adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batu-batuan yang relatif homogen dan kurang resisten terhadap erosi.
Pada lengkungan mender masing-masing terdapat dua sisi. Bagian dari lengkung meander yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkan aliran terseut berpindah disebut under cut. Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung dibandingkan arus pada sisi dalam, sehingga sisi luar lengkungan tererosi dan hasilnya terendapkan pada sisi dalam.
Demikian seterusnya sampai pada suatu saat meander  mungkin akan terbentuk setengah lingkaran atau bahkan hampir melingkar penuh. Batas daratan yang sempit yang memisahkan antara tikungan satu dan tikungan lainnya akhirnya terpotong oleh saluran yang baru, dan terbentuklah danau tapal kuda atau danau mati (oxbow lake).
Sungai san juan merupakan salah satu contoh sungau bermeander yang melakukan erosi pendalaman terhadap batuan dasar sehingga sungai tersebut berkedudukan tepat didasar lembahnya.
Contoh lain adalah meander yang terdapat pada suatu dasar lembah yang lebar dengan dinding batuan yang bertingkat.
c.       Pada ujung aliran dekat muara dilaut atau danau, akan terbentuk endapan yang disebut delta. Delta meliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut antara lain: jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan musim.
d.      Identifikasi berbagai proses pelapukan/pengikisan sungai
Secara alami, sungai mengalir sambil melakukan aktivitas yang satu sama lain saling berhubungan dengan, yakni: erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi) dan penimbunan atau pengendapan (sedimentasi). Ketiga aktivitas tersebut tergantung pada faktor-faktor kemiringan daerah aliran sungai, volume air singai, dan kecepatan aliran air.
Makin besar kemiringan aliran sungai, makin besar pula aktivitas pengikisan dan pengangkutan. Sebaliknya, penimbunan akan semakin insentif pada daerah datar, dimana aliran mengalir lambat sehingga air mempunyai kesempatan untuk mengendapkan material yang dibawanya.
Bahan yang diangkut oleh sungai terdiri atas material halus yang melayang dan bongkah batu yang menggelinding di dasar sungai. Bahan-bahan yang diangkut sungai mengalami pengendapan mulai dari material yang kasar dan berukuran besar seperti bongkah, krakal, dan kerikil, akibat dari proses erosi sungai yang aktif maka terbentuklah beberapa bentuk lembah sungai. Kenampakan bentuk suatu lembah sungai tersebut dapat mencerminkan tingakt perkembangan sungainya.
Lembah sungai adalah suatu bentuk permukaan yang lebih rendah dari pada bagian lainnya yang dihasilkan oleh pengikisan air.
Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat berjalan melalui tiga proses yakni: pendalaman, pelebaran, dan pemanjangan.
a.       Pendalaman lembah sungai
Didaerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai memliki aliran yang cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses erosi dan transportasi bekerja lebih dominan. Kekuatan aliran erosi bekerja dengan cara menumbuk dan menggeras dasar sungai. Cara kerja ini disebut sebgai pengikisan hidrolik. Serpihan batuan yang terbawa oleh aliran yang deras juga tutut mengikis dan mempercepat pendalaman sungai, yang disebut sebagai pengikisan mekanik. Disamping itu berjalan pula proses pengikisan kimiawi berupa pelarutan dan reaksi asam terhadap dasar dan tepi saluran sungai.
b.      Pelebaran lembah sungai
Pada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi menyamping (lateral). Hal ini disebabkan lambatnya kecepatan arus yang mengalir. Erosi lateral yang dominan berisfat melebarkan saluran dan lembah sungai. Selain itu berjalan pula proses agradasi atau penambahan endapan yang berasal dari materi longsoran (masa wasting) dari daerah lereng-lereng diatasnya. Adanya proses ini mempercepatkan terjadinya pelebaran lembah sungai.

c.       Pemanjangan lembah sungai
Pemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan laut, sehingga daratan bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang  berarti menambah pula muka daratan.
Perkembangan suatu lembah sungai menunjukan umurnya.
Umur disini merupakan umur relatif berdasarkan kenampakan bentuk lembah tersebut yang terjadi dalam beberapa tingkat (stadium). Pada stadium awal, gradien sungai masih besar sehingga daya kikis vertikal besar. Pada stadium ini dataran asli baru saja terbentuk ini dapat terjadi akibat pengangkatan dasar laut keatas permukaan atau erupsi (peletusan) gunung-gunung berapi yang mengahasilkan  sedimentasi yang begitu banyak sehingga terbentuk permukaan daratan yang baru. Dibeberapa tempat terdapat permulaan sungai dengan lembah yang kecil-kecil. Jadi pada stadium ini daerah disekitarnya masih merupakan bentuk antara aliran dan erosi baru saja mulai.
Pada stadium mudah pembentukan lembah mulai terjadi dengan tanda-tanda sebagai berikut.
1.       Penampang lintang dari tengah terbentuk V. Hal ini disebabkan karena daya kikis vertikal yang kuat akibat gradien masih besar.
2.       Sungai masih banyak mempunyai erosi basis sementara
3.       Daya angkut aliran air sungai masih merupakan daya angkut yang besar
4.       Lebar pada bagian bawah lembah sama dengan lebar saluran sungai
5.       Dasar lembah masih belum  merata selanjutnya, pada stadium dewasa lembah sungai akan memiliki ciri sebagai berikut:
1.       Gradien sungai menjadi lebih kecil
2.       Erosi yang berperan penting adalah erosi lateral, sedangkan erosi vertikal praktis sudah tidak terjadi
3.       Pada bagian akhir stadium dewasa sungai sudah mengalami pendataran datar sungai
4.       Lembah sungai berbentuk U, yang ukuran lebarnya melebihi dalamnya
5.       Pada dasar lembah terdapat dataran banjir(flood plain) dan pada flood plain sungai membentuk kelokan (meander)
6.       Dengan dasar lembah sungai sudah merata maka tidak terdapat lagi erosi dasar sungai
d.       Kualitas fisik air sungai dan pemanfaatan sungai
Kualitas air sungai di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Surabaya cenderung menurun. Penurunan kualitas air sungai dapat ditunjukan dengan adanya perubahan kadar parameter tertentu seperti kadar PH, kebutuhan oksigen biologi atau biolocal Oxyegen Demand (BOD) dan kebutuhan oksigen kimiawi/ Chemical Oxyegen Demand (COD). Parameter BOD dan COD sungai-sungai diseluruh propinsi dipulau Jawa yang telah melampaui baku mutu yang ditetapkan, diantaranya sungai Ciliwung, dana Sunter, sunga Citarung, kali Garang, sungai Bengawan Solo dan kali Surabaya.
Kekeruhan air pada sungai-sungai di pulau Jawa umumnya menunjukan tingkat yang cukup tinggi. Taksiran jumalah lumpur yang dibawah sungai-sungai di pulau Jawa dapat mencapai 25 juta ton pert tahun.
Hal itu menandakan bahwa erosi  tanah telah terjadi dibagian hulu. Pengaturan terhadap pemanfaatan sungai menjadi hal yang penting karena menyangkut nilai ambang batas pencemaran. Dasar penentuan manfaat sungai adalah dominasi pemnafaatan diwiliayah itu, berdasarkan kualitas air saat itu. Upaya program kali bersih (Prokasi) merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi penemaran sungai. Program ini adalah kegiatan yang terpusat dan bertujuan menurunkan jumlah beban zat pencemaran yang masuk ke sungai.
Sungai mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, misalnya sbb:
a.       Sungai banyak mengandung bahan-bahan bangunan
b.       Sungai dapat memberikan mata pencarian penduduk
c.       Air terjun sungai dapat digunakan sebagai sumber pembangkit listrik
d.       Sungai dapat digunakan untuk kepentingan pengairan
e.       Untuk menumbuh kesuburan tanah
f.        Hasil pengendapan sungai dapat mengahasilkan dataran aluvial yang subur
g.       Sungai mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan suatu industri yang banyak memerlukan air.
h.       Sungai untuk lalu lintas air
2.       Danau
Danau ialah suatu kumpulan air dalam cekungan tertentu, yang biasanya berbentuk mangkuk. Danau mendapat air dari curah hujan, sungai-sungai, mata air, dan air tanah. Keempat sumber tersebut bersama-sama dapat mengisi dan memberikan suplai air pada danau. Dalam hal demikian biasanya danau itu bersifat permanen, artinya tetap berair sepanjang tahun. Sebaliknya, bila sumber air pengisi danau itu hanya salah satu unsur saja misalnya dari curah hujan, maka danau itu umumnya bersifat temporer atau periodik. Artinya, dnaau tersebut pada waktu tertentu menjadi kering.
Menurut macam airnya, dnaau dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut :
a.       Danau air asin
Danau air asin terdapat di daerah semi arid dan arid, dimana penguapan yang terjadi sangat kuat, dan tidak memiliki aliran keluaran.
b.      Danau air tawar
Danau air tawar terdapat di daerah-daerah humid (basah) dimana curah hujan tinggi. Danau ini mendapatkan curah hujan dan mengalirakan ke laut. Jadi danau ini merupakan danau terbuka.




                   Menurut terjadinya, danau dapat dibagi menjadi beberapa jaenis sebagai berikut:
a.       Danau tektonik
Danau tektonik terjadi karena gerak dislokasi (perpindahan lokasi) dipermukaan bumi yang menimbulkan bentuk-bentuk patahan, slenk,dll. Slenk yang diapit oleh horst, disekitarnya dapat membentuk danau kalau mendapat air dalam jumlah cukup.
b.      Danau lembah gletser
Setelah zaman es berakhir, daerah-daerah yang dulunya dilalui gletser menjadi kering dan diisi oleh air. Kalau lembah yang telah berisi air itu tak berhubungan dengan laut, maka lembah itu akan menjadi danau.
c.       Danau vulkanis
Danau ini terbentuk akibat adanya aktivitas vulkanik. Pada bekas suatu letusan gunung api akan timbil suatu cekungan yang disebut depresi vulkanis. Jika dasar cekungan tersebut kemudian tertutup oleh material vulkan yang tak tembus air, hujan yang jatuh akan tertampung dan membentuk danau vulkanis. Bentuk dan luas danau vulkanis yang terjadi tergantung pada macam proses vulkanis yang membentuknya.
d.      Danau dolina
Danau dolina/dolin merupakan danau yang terdapat didaerah karst dan umumnya berupa danau kecil yang bersifat temporer. Bila didasar dan tebing dolina terdapat bahan geluh lengkung yang merupakan bahan yang tak tembus air, maka air hujan yang jatuh tertampung didolina tak dapar terus masuk ke tanah kapur, sehingga terjadilah danau dolina. Danau dolina dapat juga terjadi karena adanya air didalam tanah kapur tinggi.
e.       Danau terbendung
Bahan-bahan lepas maupun terikat, misalnya runtuhan gunung, moraine ujung dari gletser, aliran larva yang membendung lembah sungai, sehingga aliran airnya akan tertahan dan akhirnya membentuk danau. Disini termasuk pula danau hasil bendungan manusia yang disebut waduk atau dam.
f.        Danau karena erosi sungai
Contoh : danau tapal kuda (Oxbow lake)
Sungai danau dapat hilang disebabkan oleh bermacam-macam faktor yang memainkan peranannya secara terpisah maupun gabungan. Faktor-faktor ini ialah :
a.       Pembentukan delta-delta dan pelumpuran didanau
b.       Gerakan tektonik berupa pengangkatan dasar danau
c.       Pengendapan jasad tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang mati
d.       Penguapan yang kuat, teruma di daerah arid
e.       Sungai-sungai yang meninggalkan danau menimbulkan erosi dasar pada bibir danau
Luas perairan danau alam di Indonesia kurang lebih 1,85 juta hektar atau 0,52 % dari luas daratan, yang sebagian besar belum dimanfaatkan secara maksimal. Air danai di Indonesia umumnya masih memenuhi syarat kecuali danau pluit di Jakarta yang sudah tidak layak bagi semua peruntukan karena kandungan nitrat, fosfat, khlorida, dan sulfat sangat tinggi.
3.       Rawa
Rawa adalah daerah disekitar sungai atau muara sungai yang cukup besar yang merupakan tanah lumpur denganm kadar air relatif tinggi. Wilayah rawa yang luas terdapat di Sumatera, Kalimantaa, Sulawesi dan Papua (Irian Jaya).
Daerah berawa-rawa terjadi mengikuti perluasan daratan karena sedimentasi akuatis.
Rawa dilihat dari genangan airnya, dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a.       Rawa yang airnya selalu tergenang
Tanah-tanah didaerah rawa yang selalu tergenang airnya tidak dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian karena lahannya tertutup tanah gambut yang tebal.
b.       Rawa yang airnya tidak selalu tergenang
Rawa jenis ini menampung air tawar  yang berasal dari limpahan air sungai pada saat air laut pasang dan airnya relatif mengering pada saat air laut surut.
Rawa dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
a.       Rawa yang terdapat penggantian air tawar dapat untuk areal sawah
b.       Rawa yang airnya tidak terlalu asam dapat untuk daerah perikanan
c.       Sebagai sumber pembangkit listrik
d.       Sebagai objek wisata.
C.     DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
kumpulan sungai pada suatu sistem cekungan dengan aliran keluar atau muara tunggal membentuk Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS adalah wilayah tampungan air yang masuk ke dalam wilayah air tunggal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi DAS adalah iklim, jenis batuan yang dilalui DAS, dan banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur pada waktu hujan. Sedangkan cepat atau lambatnya air hujan terkumpul di alirang sangat tergantung pada bentuk lereng DAS.
Perhitungan banyaknya hujan di DAS dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara berikut:
1.       Metode isohyet, digunakan kalau luas DAS lebih besar dari 5000 km2. Isohyet adalah garis dalam peta yang menghubungkan tempat yang mempunyai curah hujan yang sama.
2.       Metode Thiessen, digunakan kalau bentuk DAS tidak memanjang dan sempit, dengan luas antara 1.000 – 5.000 km2
DAS dibagi 3 yaitu di daerah hulu sungai, daerah tengah sungai, dan di daerah hilir sungai. Biasanya, DAS di hulu sungai berbukit-bukit dan lerengnya curam sehingga banyak ditemukan jeram. DAS dibagian tengah sungai, keadaannya relatif landai sehingga jalur transportasi dan komunikasinya relatif mudah. DAS di daerah hilir sungai merupakan daerah yang landai dan subur.
D.     POTENSI AIR PERMUKAAN DAN AIR TANAH
Air tanah adalah bagian air yang berada pada lapisan di bawah permukaan tanah. Kedalaman air tanah tidak sama pada sertiap tempat. Hal itu tergantung pada tebal tipisnya lapisan permukaan di atasnya dan kedudukan lapisan air tanah tersebut.
1.       Lapisan kedap
Kadar pori lapisan kerap atau tak tembus air sangat kecil. Kadar pori adalah jumlah ruang di celah butir-butir tanah yang dinyatakan dengan bilangan persen.
2.       Lapisan tak kedap
Kadar pori lapisan tak kedap air atau tembus air cukup besar. Oleh karena itu, kemampuan untuk meneruskan air juga besar. Air hujan yang jatuh ke daerah ini akan terus meresap ke bawah sampai sampai berhenti di suatu temapt setelah tertahan oleh lapisan yang kedup.
Diantara kedua jenis lapisan tersebut, yakni lapisan kedap dan lapisan tak kedap, terdapat lapisan peralihan yang merupakan variasi dari dua jenis lapisan tersebut.
Tekanan air yang timbul dari air tanah tak bebas tergantung pada perbedaan tinggi antara suatu tempat dengan daerah tangkapan hujannya.
3.       Penampang Air Tanah
Air tanah freatik terdapat pada formasi lapisan batuan porous yang menjadi pengikat air tanah dengan jumlah cukup besar. Kedalam lapisan freatik tergantung pada ketebalan lapis-lapis batuan diatasnya.
Untuk menjaga agar kelestarian air tanah di lingkungan kita tetap terjamin, maka perlu dicegah hal-hal berikut:
a.       Penggunan air tanah yang berlebi-lebihan oleh pengusaha untuk keperluan industri harus dicegah.
b.       Kepadatan penduduk dan permukiman yang berlebihan juga harus dicegah.
c.       Peratuan yang ditetapkan pemerintah agar ditaati dalam pemanfaatan air tawar
d.       Perusakan hutan dan lahan penghijauan harus dicegah
e.       Konversi atau perubahan penggunaan lahan dalam suatu daerah aliran sungai harus diperhitungkan dampak dan manfaatnya.
f.        Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) diperketat
g.       Pembuangan limbah terhadap air tanah agar dihindarkan, baik domestik maupun industri.
4.       Pemanfaatan Air Tanah
Beberapa wilayah di Indonesia mempunyai kandungan air tanah yang potensial. Hal ini disebabkan antara lain karena:
a.       Intensitas curah hujan cukup tinggi rata-rata lebih dari 2.000 mm/tahun.
b.       Besarnya populasi tumbuh-tumbuhan penutup daratan ± 41.850 jenis dan sekitar 75% berupa lahan kehutanan
c.       Sejak dahulu Indonesia dikenal sebagai negara agrarasi, sehingga aneka jenis tanaman turut memperbesar absorbsi terhadap air permukaan.
Dengan kandungan air tanah yang berpotensial tersebut, maka air tanah dapat dimanfaatkan untuk keperluan kehidupan. Pemanfaatan air tanah dapat dilakukan dengan mudah yakni dengan menggali atau mengebor lapisan tanah. Untuk pemanfaatan air tanah tertekan, dapat dilakukan dengan teknologi pengeboran, sehingga muncul air artesis yang bermanfaat untuk berbagai keperluan hidup dan budaya.
Sungai-sungai  permanen yang volume airnya relatif tetap dimanfaatkan untuk pengairan, perhubungan, dan objek wisata karena itu air tanah harus dilestarikan ketersediaanya didalam tanah. Salah satu cara melestarikan air tanah adalah dengan membuat sumur resapan.

E.      PENYEBAB DAN USAHA MENGURANGI RISIKO BANJIR
Selama terjadi pemindahan dan perubahan meander sepanjang lembah sungai hasil pengendapan sedimen pada bekas aliran yang ditinggalkan akan membentuk suatu lengkungan dataran yang luas, yang disebut dataran banjir. Dataran banjir merupakan daerah yang sering tergenang air pada saat banjir. Luas daerah dataran banjir dapat jauh lebih besar dari alur sungainya sendiri.

Beberapa dampak adanya banjir yaitu sbb:
1.       Mendatangkan kerugian bagi manusia
2.       Daerah sawa yang tergenang air akan mengakibatkan gagal panen
3.       Daerah permukiman penduduk yang terkena banjir akan terjadi populasi air
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi resiko banjir antara lain sbb:
1.       Upaya penghijauan dan penghutanan kembali
2.       Pembuatan teras-teras dan guludan pada lahan miring
3.       Pembuatan tanggul-tanggul di pinggir sungai
4.       Diadakan pelurusan sungai dan pengerukan sungai
5.       Pembuatan terusan saluran air
6.       Pembuatan benduangan serbaguna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang tahun
7.       Dikawasan perkotaan dibuat kanal-kanal sungai, selokan air, dibuat pintu air,dibuat tanggul-tanggul pada tepi kota sepanjang batas aliran sungai
8.       Peningkatan kesadaran penduduk dalam upaya memelihara lingkungan hidup

F.      PANTAI DAN PESISIR LAUT
Pantai adalah bagian dataran yang berbatasan dengan laut yang masih terpengaruh oleh proses-proses abrasi (pengikisan oleh air laut), sedimentasi (pengendapan), dan pasang surut air laut.
Menurut bentuknya pantai dibedakan menjadi dua macam yaitu pantai landai dan pantai terjal. Kalau kita pergi ke suatu pantai dimana kita dapat turun langsung ke air laut dan dapat berenang, bermain pasir serta dapat bermain-main dengan ombak di tepinya, maka pantai tersebut dinamakan pantai landai. Pantai landai terletak di daerah dataran rendah sehingga masih terpengaruh proses abrasi, pengendapan, dan pasang surut air laut. Pantai terjal adalah pantai dimana kita turun ke air, tidak dapat berenang, tidak dapat bermain pasir dan ombak di tepinya, namun hanya dapat melihat dari kejauhan diatas bukit atau pegunungan.
Pesisir adalah daratan di tepi laut yang tergenang pada saat air pasang dan kering pada saat air laut surut. Wilayah pesisir lebih luas dari pada wilayah pantai. Wilayah pesisir lebarnya bisa mencapai antara 50-100 m.
G.     EKOSISTEM PANTAI PESISIR
Garis pantai di Indonesia panjangnya ± 81.000 km, wilayah pesisirnya mempunyai ekosistem yang sangat beraneka ragam, antara lain hutan mangove, terumbuh karang, padang lamun, dan rumput laut.

1.       Hutan mangrove
Hutan mangrove  juga disebut hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau. Hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika yang khas tumbuh disepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Hutan mangrove dapat hidup didaerah subur kalau wilahyah pesisir tersebut memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.       Terlindungi dari gempuran ombak dan arus pasang surut yang kuat
b.       Daerahnya landai atau datar
c.       Memiliki muara sungai uyang besar dan delta
d.       Aliran sungai banyak mengandung lumpur
e.       Temperatur antara 20-40°C
f.        Kadar garam air laut antara 10-30 /mill
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang sangat penting diwialayah pesisir sebab memiliki fungsi ekologis dan fungsi ekonomis.
Adapun fungsi ekologis dari hutan mangrove yaitu:
a.       Penyedia nutrien bagi biota perairan’
b.       Tempat berkembangbiaknya berbagai macam ikan
c.       Penahan abrasi
d.       Penyerap limbah
e.       Pencegah intrusi air laut
f.        Penahan amukan angin taufan dan gelombang yang besar
Fungsi ekonomis dari hutan mangrove yaitu:
a.       Bahan bakar, bahan kertas dan bahan bangunan
b.       Perabot rumah tangga
c.       Bahan penyamak kulit dan pupuk hijau
2.       Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan ekosistem yang khas terdapat didaerah tropis. Meskipum terumb karang terdapat di seluruh perairan dunia, tetapi hanya didaerah tropis terumbu karang dapat berkembang dengan baik.
Terbentuknya ekosistem terumbu karang tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:
a.       Kedalaman sekitar 10 m dari permukaan laut
b.       Temperatur antara 25-29 °C
c.       Kadar garam antara 30-35 /mill
d.       Ada tidaknya sedimentasi
Ekosistem terumbu karang memiliki dua fungsi, yaitu funsi ekologis dan fungsi ekonomi.
1.       Fungsi ekologi terumbu karang yaitu :
a.       Penyediaan nutrien bagi biota perairan
b.       Tempat berkembangbiaknya biota perairan

2.       Fungsi ekonomis terumbu karang yaitu:
a.       Menghasilkan berbagai jenis ikan, udang, alga, teripang, dan kerang mutiara
b.       Bahan bangunan dan jalan, serta bahan industri
c.       Bahan baku Cinderamata dan bahan pemnghiasan
3.  Rumput Laut
Rumput laut tumbuh pada perairan yang memiliki subtar keras yang kokoh untuk tempat melekat. Tumbuhan rumput laut hanya dapat hidup pada perairan dimana tumbuhan muda yang kecil mendapatkan cukup sinar matahari.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut yaitu:
a.       Kejernihan air laut
b.       Suhu perairan sejuk
c.       Arus laut tidak begitu deras
d.       Kedalaman laut antara 20-30 meter
     Oleh masyarakat yang hidup didaerah pesisir rumput laut ini dimanfaatkan sebagai bahan makanan misalnya untuk lalapan, sayur, manisan, dan kue. Rumptu laut juga dimanfaatkan dalam bidang industri kosmetik sebagai bahan pembuat sabun, krim, lotion, dan sampoh.
4.       Padang Lamun
Lamun adalah tumbuhan berbunga yang dapat menyesuaikan diri untuk hidup didasar laut. Sama halnya dengan padang rumput didaratan, lamun juga membentuk padang yang luas dan lebarnya didasar laut, sehingga dinamakan padang lamun.
Pertumbuhan padang lamun, sangat tergantung pada faktor-faktor berikut :
a.       Perairan laut dangkal berlumpur dan mengandung pasir
b.       Kedalaman tidak lebih dari 10 m, sehingga sinar matahari dapat menembus
c.       Temperatur antara 20-30 °C
d.       Kadar garam antara 25-35 /mill
e.       Kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik
                        Fungsi padang lamun dilingkungan pesisir adalah sebagai berikut:
a.       Sebagai tempat berkembangbiaknya ikan-ikan kecil dan udang
b.       Sebagai perangkap sedimen sehingga terhindar dari erosi
c.       Sebagai penyedia bahan makanan berbagai ikan yang hidup di padang lamun
d.       Sebagai bahan untuk membuat pupuk
e.       Sebagai bahan untuk membut kertas
H.     ZONA PESISIR DAN LAUT
       Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari keadaan lautan. Bidang kajian ilmu tersebut meliputi laut dan gerakannya, arus, pasang naik,. Pasang surut, temperatur, kedalam , dan kehidupan yang ada didalamnya, termasuk pola geologi laut dan bentukan-bentukan yang ditimbulkan oleh proses kelautan. Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas permukaan laut/lautan. Diperkirakan hampir ¾ atau 71 % dari muka bumi tertup oleh lautan. Bagian besar dari lautan terletak dibelahan bumi selatan, sedangkan belahan bumi utara sebagian besar merupakan daratan.
1.       Pembagian laut menurut zona kedalamannya
Menurut zona atau jalur kedalamannya, laut dapat dibedakan menajdi beberapa zona sbb:
a.       Zona litoral atau jalur pasang, yaitu bagian cekungan laut yang terletak diantara pasang naik dan pasang surut
b.       Zoan epineritik, yaitu bagian cekungan lautan diantara garis-garis surut dan tempat paling dalam yang masih dapat dicapai oleh daya sinar matahari (pada umumnya sampai kedalaman 50 m)
c.       Zona neritik, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 50-200 m
d.       Zona batial, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya antara 200-2000 m
e.       Zoan abisal, yaitu bagian cekungan lautan yang dalamnya lebih dari 2000 m
2.       Pembagian Laut Menurut Letaknya
Menurut letaknya , laut dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu sbb:
a.       Laut tepi, yaitu bagian lautan yang tereletak dipinggir benua serta terhalang dari lautan luas oleh gugusan pulau/jazirah
b.       Laut pertengahan/laut tengah, yaitu laut yang terletak antara dua benua yang memiliki gejala-gejala gunung api dan mempunyai gugusan pulau-pulau
c.       Laut pedalaman, yaitu bagian laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan
3.       Pembagian Laut Menurut Terjadinya
Menurut terjadinya, laut juga dapat dibedakan menjadi tiga golongan sbb:
a.       Laut transgresi/laut meluas, yaitu laut yang terjadi karena perubahan permukaan air laut positif.
b.       Laut ingresi/laut turun, yaitu laut yang terjadi karena turunnya tanah sebagai akibat tekanan vertikal (gaya endogen)
c.       Lau regkresi/laut menyempit, yaitu laut yang terjadi pada zaman es (merupakan kebalikan dari laut transgresi)
I.        MORFOLOGI LAUT DAN GERAK AIR LAUT
Dibumi terdapat empat samudera besar, yaitu samudera pasifik seluas 165,4 juta km2, samudera atlantik seluas 82,4 juta km2, samudera hindia seluas 73,4 juta km2 , dan samudera antartika seluas 14,0 juta  km2.
1.       Morfologi Dasar Laut
Didasar laut, sebenarnya terdapat relief yang hampir sama seperti didaratan, akan tetapi memiliki nama atau istilah yang lain. macam-macam relief dasar laut antara lain:
a.       Paparan benua (continental shelf) , yaitu dasar lautan yang dangkal dan merupakan daratan yang melaus serata terdapat disepanjang pantai. Sebenarnya continental shelf ini adalah bagian dari benua yang berdekatan dan tergenang oleh aor laut (dalamnya tak lebih dari 200 m)
b.       Punggung laut ( Ridge), yaitu dasar lautan yang dangkal, memanjang, dan sempit yang dikanan kirinya merupakan laut daam.
c.       Palung laut (Trench), yaitu dasar laut yang sangat dalam, memanjang, sempit dan terjal, seolah-olah merupakan lembah didasar laut
d.       Cekungan laut (basin), yaitu dasar laut yang dalam dan berbentuk oval menyerupai suatu baskon yang lus.

2.       Gerakan air laut
Gerakan air laut meliputi arus laut, gelombang laut dan pasang surut air laut.
Arus laut adalah aliran air laut yang mempunyai arah dan peredaran yang tetap dan teratur. Arus air laut dapat dibedakan menurut letak, suhu, dan cara terjadinya.
a.       Menurut letaknya
1.       Arus bawah ialah arus laut yang bergerak dibawah permukaan laut.
2.       Arus atas ialah arus laut yang bergerak di permukaan laut.
b.       Menurut suhunya
1.       Arus panas ialah bila suhu arus laut lebih panas dari pada suhu air laut disekitarnya
2.       Arus dingin ialah bila suhu arus laut lebih dingin laut disekitarnya
c.       Menurut terjadinya
1.       Arus karena perbedaan kadar garam atau berat jenis air laut
2.       Arus karena angin
3.       Arus karena perbedaan niveau
4.       Arus karena pengaruh daratan atau benua
5.       Arus karena pasang naik dan surut
                   Arus laut dan gerakannya  di tiga samudera dapat dijelaskan  sbb:
a.       Di Samudera Pasifik
1.       Disebelah utaran khatulistiwa
a.       Arus khatulistiwa utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju kearah barat sejajar dengan  garis khatulistiwa
b.       Arus kuroshio, merupakan lanjutan arus khatulistiwa utara .
c.       Arus california, mengalir disepanjang pesisir barat Amerika Utara
d.       Arus oyashio, merupakan arus dingin yang didorong oleh angin timur.
2.       Di sebelah selatan Khatulistiwa
a.       Arus khatulistiwa selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa.
b.       Arus humboldt atau  arus peru, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir di sepanjang barat Amerika Selatan menyusur ke arah utara
c.       Arus Australia Timurm, merupakan lanjutan arus khatulistiwa selatan yang mengalir disepanjang pesisir Australia Timur dari arah utara ke selatan.
d.       Arus angin barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus Australia Timur yang mengalir menuju ke timur dan sejajar dengan garis ekuator.
3.       Di sepanjang garis khatulistiwa
Setelah arus khatulistiwa Utara dan Arus Khatulistiwa Selatan bergerak, meninggalkan tempat yang tinggi airnya lebih rendah dari sekitarnya, sehingga dengan segera tempat ini diisi oleh aliran air laut baru yang merupakan arus.



b.      Di Samudera Atlantik
1.       Di sebelah utara khatulistiwa
a.       Arus khatulistiwa utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa.
b.       Arus Teluk atau Gulfstream, merupakan arus menyimpang yang segera diperkua oleh dorongan angin besar dan merupakan arus panas
c.       Arus tanah hijau timur atau arus greenland timur, merupakan arus dingin yang mengalir fari Laut Kutub Utara ke selatan menyusuri Pantai Timur Tanah Hijau.
d.       Arus labrador, berasal dari Laut Kutub Utara yang mengalir ke selatan menyusuri pantai timur Labrador.
e.       Arus Canari, merupakan arus menyimpang dan termasuk arus dingin.
2.       Di sebelah selatan khatulistiwa
a.       Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas, yang mengalir menuju ke barat, sejajar dengan garis khatulistiwa.
b.       Arus Braszilia, merupakan lanjutan dari sebagian arus Angin Barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri Pantai Timur Amerika Selatan.
c.       Arus Benguaela, merupakan lanjutan dari sebagian Angin Barat, yang mengalir ke arah utara menyusuri Pantai Barat Afrika Selatan.
d.       Arus Angi Barat, merupakan lanjutan dari sebagian Arus Brazilia yang mengalir ke arah timur sejejar dengan garis ekuator.
c.       Di Samudera Hindia
1.       Di sebelah utara khatulistiwa
Arus laut samudera ini kedaanya berbeda dengan samudera lain, sebab arah gerakan arus tak tetap dalam detahun melainkan berganti arah dalam setahun, sesuai dengan gerakan angin musim yang menimbulkannya.
Arus tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Arus Musim Barat Daya, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke timur menyusuri Teluk Benguela dan Laut Arab. Arus ini dtimbulkan dan didorong oleh Angin Musim Barat Daya.
b.       Arus Musim Timur Laut, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat menyusuri Teluk Benguela dan Laut Arab. Arus ini dtimbulkan dan didorong oleh Angin Musim Timur Laut.
2.       Di sebelah selatan khatulistiwa
a.       Arus khatulistiwa selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa yang nantinnya pecah menjadi dua (Arus Maskarena dan Arus Agulhas setelah sampai di timur Madagaskar). Timbulkan oleh Angin Pasat Tenggara.
b.       Arus Maskarena dan Arus Agulhas, merupakan arus yang menyimpang dan merupakan arus panas. Ini melanjutkan dari pecahan Arus khatulistiwa selatan.
c.       Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus Angin Barat, yang mengalir ke arah utara menyusuri Pantai Barat Benua Australia.
Gelombang adalah alunan permukaan air yang umumnya ditimbulkan oleh tiupan angin diatas laut.aliran turbulen (berputar) dan energi angin menyebabkan terjadinya perubahan tegangan dan tekanan da atas permukaan laut. Tinggi rendha gelombang tergantung pada kekuatan gaya geser angin yang menggerakannya.
a.       Gelombang memecah pantai
Sehari-hari ombak atau gelombang itu bergerak dari perairan yang luas menjalar menuju pantai kemudian pecah di dekat garis pantai. Untuk menghambat abrasi pantai ini cara yang dapat dilakukan adalah dengan melestarikan hutan bakau.
b.       Gelombang tsunami di laut Cina selatan
Gelombang tsunami di laut Cina selatan terjadi karena siklon tropis. Dikalangan pelaut atau pelayaran menamakannya badai “typhoon” dan gelombang tsunami yang ditimbulkannya disebut “thyphoon invested waters”. Badai thphoon dengan kecepatan 200-300 km/jam menimbulkan gelombang tsunami menjadi kacau-balau dan beradu satu dengan lainnya dengan tenaga yang luar biasa kuatnya.
Gelombang tsunami terbentuk karena akibat tekanan angin badai jauh didepannya akan merambat dengan permukaan lebih tinggi daripada permukaan air di sekitarnya. Gelombang ini disebut “alun timbul”.
c.       Badai siklon dan gelombang tsunami di Asia Selatan
Badai yang bergerak dari samudera Hindia ke Teluk Benggala dan Laut Arab disebut” Cycloon” (siklon). Hampir setia tahun siklon dan gelombang tsunami menyumbat muara Sungai Gannga (India). Brahmaputra (Bangladesh) dan Indus (Pakistan). Ketiga negara dibagian selatan itu sering tertimpa bencana disapu badai siklon dan banjir, terutama Bangladesh karean bagian terluas wilyahnya berada di sekitar dataran rendah.
d.       Gelombang oleh gempa laut dan gempa vulkanik
Gempa  tektonik  yang episentrumnya di dasar laut (gempa laut) menimbulkan gelombang tsunami yang luar biasa tingginya. Demikian pula erupsi gunung api yang letaknya di pantai atau di pulau vulkani.
Untuk mengetahu kedalaman suatu perairan dapat dilakukan pendugaan dengan beberap cara, antara lain sebagai berikut:
a.       Batu duga
Pada sebuah kapal ditempatkan sebuah peralatan pengukur. Biasanya pada alat ini digunakan kawat piano yang berdiameter 1 – 1,5 mm dan digulungkan pada sebuah tromol dari sebuah katrol. Pada ujung kawat dipasang besi sebagai benda pemberat yang beratnya antara 25 -75 kg. Pada tempat-tempat yang telah dipilih, benda pemberat diturunkan melalui alat pengukur panjang. Alat pengukur kedalaman laut ini mempunyai konstruksi khusus sehingga benda pemberat terlepas secara otomatis dari pembuluhnya setelah mencapai dasar laut. Pembuluh ini dipakai sebagai alat penyentuh yang masuk ke dalam dasar laut dan airnya yang kemudian segera ditarik ke atas. Pengukuran ini merupakan cara sederhana dan memrlukan waktu yang lama untuk pengukuran tersebut.
b.      Gema duga
Dari atas kapal dikirimkan gelombang suara ke arah dasar laut melalui sebuah alat yang disebut echo sounder.  Suara ini akan dipantulkan kembali oleh dasar laut yang kemudain diterima oleh hidrofon, yakni semacam mikrofon dalam air yang dipasang di kapal. Kemudian, sebuah alat penunjuk waktu mencatat dengan seksama waktu yang diperlukan oleh suara untuk menempuh jarak dari dasar laut. Waktu yang didapat dikalikan dengan kecepatan suaar dalam air dan hasilnya merupakan ukuran 2 x 3 dalamnya laut.
Untuk mendapatkan hasil yang seksama, diperlukan ketepatan dalam hal pengukuran waktu dan kecepatan suara dalam air. Kecepatan suara dalam air laut berkisar antara 1.460 – 1500 m/detik. Kecepatan ini tergantung pada temperatur, tekanan, dan kadar garam 34,85%, kecapatan suara sama, kecepatan suara bertambha menjadi 1.518,5 m/detik. Makin tinggi ketiga faktor tersebut makin tinggi pula kecepatan suara dalam air laut.
J.       KUALITAS, SUHU, KECERAHAN, DAN SALINITAS AIR LAUT
1.       Kualitas Air Laut
Kualitas air laut ditentukan oleh konsentrasi bahan kimia terlarut dalam air. Permasalahan kualitas air dapat ditimbulkan oleh proses alamiah maupumn akibat ulah manusia. Misalnya, pencemaran air laut akibat limbah industri, rumah tangga, pertanian, buangan minyak, dan tingginya kadar muatan tersuspensi karena erosi.
2.       Suhu atau Temperatur Air Laut
Temperatur atau suhu air laut disuatu tempat ditentukan oleh besar kecilnya pemanasan matahari, letak lintang geografis tempat itu, dan keadaan angin. Suhu pada daerah lintang pertengahan, suhu permukaan laut berkisar antara 5°C sampai 18°C. dilaut tropika 30°C Teluk Meksiko dan Laut Tiongkok). Dilaut pinggir yang tertutup dapat mencapai suhu 33°C.
Suhu air laut tidak begitu tinggi waktu pemanasan dan tidak begitu dingin waktu pendinginan. Karena itu pula amplitudo suhu harian maupun amplitudo duhu tahunan air laut kecil. Hal tersebut disebabkan sebagian panas matahari menembus air laut sampai sedalam ± 50 m, air laut bergerak dan mengkilap sehingga berfungsi sebagai cermin yang memantulkan sinar matahari.
Besar kecilnya, pemanasan matahari merupakan faktor utama yang menentukan suhu air di suatu tempat. Akan tetapi, faktor angin tank boleh dilupakan. Angi selalu memindahkan udara panas dan dingin. Angin panas membawa panas ke daerah dingin dan menaikan suhu ditempat yang didatangi, demikian pula sebaliknya.
3.       Kecerahan Air Laut
Kecerahan atau warna air laut tergantung pada zat-zat organik meupun anorganik yang ada dilaur. Warna air laut ada beberapa macam karena beberapa sebab berikut :
1.       Pada umumnya lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar  matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak daripada sinar lain
2.       Warna kuning, karena dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya: Sungai Kuning di Cina
3.       Warna hijau karena adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang memantulkan warna hijau dan karena adanya plankton- plankton dalam jumlah besar.
4.       Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es, misalnya laut di Kutub Utara dan Selatan.
5.       Warna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar-sinar fosfor, misalnya laut Ambon.
6.       Warna hitam, karena dasarnya terdapat lumpur hitam, misalnya laut Hitam
7.       Warna merah, banyaknya binatang-binatang kecil berwarna merah yang terapung-apung, misalnya Laut Merah.
4.       Salinitas Air Laut
Salinitas atau kadar garam air laut ialah banyaknya garan (dinyatakan dengan garam) yang terdapat dalam satu liter air laut. Garam di laut berasal dari hasil-hasil pelapukan di daratan. Hasil-hasil pelapukan ini mengandung bermacam-macam garam, yang oleh air sungai dilarutkan, dihanyutkan, serta dibawah ke laut. Hampir di setiap tempat laut memiliki salinitas (kadar garam) antara 33 % hingga 37 %. Pada air laut dalam, nilai salinitasnya antara 34,5% dan 35%. Rata-rata salinitas air laut adalah 35 %.
Menurut Clarke, di dalam air laut terdapat larutan garam sepeti:
1.       Kalsium Karbonat (CaCO3) : 0,34%
2.       Magnesium Bromida ( MgBr2) : 0,22 %
3.       Kalium  Sulfat (K2SO4) : 2,64 %
4.       Kalsium Sulfat (CaSO4) : 3,60%
5.       Magnesium Sulfat (MgSO4) : 4,74%
6.       Magnesium Klorida (MgCl2) :10,88%
7.       Natrium klorida (NaCl) : 77,78%
Perubahan kadar garam di laut tidak besar. Hal ini disebabkan oleh kecilnya proses penguapan bila dibandingkan dengan isi air laut tersebut. Besar kecilnya kadarg garam di laut ditentukan oleh faktor-faktor berikut.
1.       Banyak sedikitnya air garam yang berasal dari gletser
2.       Besar kecilnya curah hujan di temapt tersebut
3.       Besar kecilnya penguapan di tempat tersebut
4.       Besar kecilnya atau banyak sedikitnya sungai yang bermuara di tempat tersebut.
5.         Contoh Sumber Daya Laut dan Pemanfaatannya
a.       Mineral, Organisme, dan Endapan Laut
Minerla laut berasal dari daratan yang dibawah oleh aliran sunga-sungai. Mineral itu antara lain adalah:
1.       Garam, tempat-tempat pembuatan garam dijumpai di Pulau Madura dan Rembang.
2.       Kapur, berasal dari kerang, globigerine (foraminifera) dan sebagainya.
3.       Kalium karbonat, berasal dari sebangsa lumut (pottash).
4.       Fosfat, berasal dari tulang-tulang ikan dan kotoran burung pemakan ikan, dan biasannya untuk pupuk.
Kekayaan fauna dan flora laut sama halnya dengan daratan. Pada umumnya organisme laut dapat dibagi menjadi dua bagian.
1.       Bentos, ialah binatang-binatang laut yang hidupnya didasar laut. Bentos ini dapat pula dibagi menjadi dua golongan, yaitu: (1). Bentos sesial, yang hidupnya terikat pada suatu tenmpat, misalnya tiram, koral, jenis-jenis brochipoda dan sebagainya, dan (2). Bentos vagil, yang bergerak didasar laut, misanlnya landak laut, siput laut, dan sebagainnya.
2.       Pelagos, ialah oragnisme yang hidupnya tak tergantung pada dasar laut dan umumnya menjadi penghuni lapisan air bagian atas. Pelasgos dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu (1) Nekton, ialah golongan organisme yang mmepunyai alat badan senidri untuk bergerak sehingga dapat tinggal di daerah tertentu yang menyediakan banyak makanan atau tempat-tempat yang keadaanya baik bagi mereka. Contoh : semua jenis ikan, dan ubur-ubur. (2). Planton, ialah golongan organisme yang tidak mempunyai alat-alat badan senidri untuk bergerak. Gerakan mereka tergantung pada arus yang disebabkan oleh angin atau perbedaan suhu. Contoh:jenis-jenis binatang bersel satu seperti radiolaria, foraminifera, dan tumbuh-tumbuhan bersel satu seperti algae, diatomea, demikian juga binatang-binatang bersel banyak yang kecil seperti sebangsa udang kecil-kecil.
Sama halnya dengan di daratan, dilautan pun sedimentasi terjadi terutama berasal dari sisa-sisa organisme yang mati maupun bahan-bahan organisme. Beberapa jenis endapan lumpur berturut-turut dai pantai ke dalam laut:
1.       Endapan lumpur terigen, yaitu endapan yang terdiri dari materi-materi halus.
2.       Endapan lumpur globigirena, yaitu endapat yang terdiri atas sisa-sisa bintang dan tumbuh-tumbuhan yang telah mati.
3.       Endapan lumpur radiolaria atau lumpur laut merah, yaitu endapan yang sebagian berasal dari hasil-hasil letusan gunung api di dalam laut dan sebagian berasal dari sisa-sisa bintang yang amat kecil yang berangka zat kersik.
b.       Pemanfaatan dan Pelestarian Laut
Manfaat wilayah perairan laut dalam kaitannya dengan kehidupan dapat dirinci sebagai berikut.
1.       Sebagai prasaran perhubungan dan pengangkutan
2.       Sebagai pembangkit tenaga
3.       Sebagai lahan perikanan
4.       Sebagai tempat rekreasi
5.       Sebagai pengatur ilim
6.       Sebagai lahan pertanian laut (revolusi biru)
7.       Sebagai tempat pertahanan da keamanan
Dalam Konferensi Hukum Laut tahun 1984 telah ditetapkan pedoman-pedoman pelestarian laut sebagai berikut.

a.       Dalam memanfaatkan sumber daya laut harus diperhitungkan pengembangan alam agar sumber daya laut tidak habis
b.       Vitalitas samudera harus dilestarikan. Sisa hasil industri dilarang dibuang ke laut
c.       Pengetahuan mengenai kehidupan di laut harus ditingkatkan dan disebarkan.
d.       Kebijaksanaan samudera harus meliputi dunia.
e.       Kebijaksanaan samudera harus mencakup semua sistem air tawar,atmosfer, dan sanudera.
f.        Lalu lintas samudera harus aman dan tertib.
g.       Harus dibentuk suatu Otorita Samudera Dunia.
h.       Samudera harus digunakan untuk perdamaian bukan untuk perang.
i.         Semua negara harus memikul tanggung jawab menjadi penjaga.
6.       Wawasan Nusantara dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)
Dalam upaya mengelola perairan laut untuk pelestariannya, pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia mengeluarkan suatu deklarasi yang dikenal dengan DEKLARASI JUANDA yang melahirkan WAWASAN NUSANTARA. Dlam deklarasi itu ditentukan bahwa batas perairan wilayah Indonesia adalah 12 mil dari garis dasar pantai masing-masing pulau sampai titik terluar. Pada tanggal 18 Februari 1960 dikeluarkan pula Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 4 tahun 1960 yang menjamin adanya hak lintas damai (innocent passage) bagi kapal-kapal asing di perairan Indonesia. Sebelumnya berlaku hak lintas bebas ( free passge).
Pada tahun 1973, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang No. 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia yang secara langsung mengukuhkan Perpu No. 4 tahun 1960 tentang wilayah perairan Indonesia. Oleh karean penentuan landas kontinen Indonesia didasarkan atas wilayah perairan Indonesia, maka diadakanlah perjanjian atau persetujuan mengena garis batas dan landas kontinen dengan negara-negara tetangga sebagai berikut.
a.       RI dengan Malaysia: mengenai landas kontinen Selat Malaka dan Laut Natuna (laut Cina Selatan). Perjanjian ini diadakan di Kuala Lumpur tangga 27 Oktober 1969 dan mulai berlaku tanggal 7 November 1969.
b.       RI dengan Thailand: mengenai landas kontinen Selat Malaka bagian Utara dan Laut Andaman. Perjanjian ini diadakan di Bangkok tangga 17 Desember 1971 dan mulai berlaku tangga 7 April  1972.
c.       RI dengan Malaysia dan Thailand: mengenai landas kontinen Selat Malaka bagian Utara. Perjanjian ini diadakan di Kuala Lumpur tanggal 21 Desember 1971  dan mulai berlaku tanggal 16 Juli 1973.
d.       RI dengan Australia: mengenai penetapan garis dasar laut tertentu (Laut Arafuru dan daerh Utara Papua – Papua Nugini). Perjanjian ini diadakan di Canbera tangga 18 Mei1971 dan mulai berlaku tanggal 18 November 1973.
e.       RI dengan Australia: mengenai penetapan garis batas daerah-daerah dasar Laut Selatan Pulau Tanimbar dan Pulau Timor. Perjanjian ini diadakan di Jakarta tangga 9 Oktober 1973 dan mulai berlaku tanggal 8 November 1973.
f.        RI dengan Singapura: mengenai penetapan garis batas laut wilayah (Laut Teritorial). Perjanjian ini diadakan di Jakarta tanggal 25 Mei 1973 dan mulai berlaku pada saat ditandatangani.
g.       RI dengan India: mengenai penetapan garis batas dan landas kontinen Laut Andaman. Perjanjian ini diadakan di Jakarta tanggal 8 Agustus 1974 dan mulai berlaku pada saat ditandatangani.
Pada tanggal 21 Maret 1980 Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan pengumuman tentang Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia sejauh 200 mill, diukur dari garis dasar wilayah darat Indonesia. Pengumuman ini jelas mempunyai akibat sangat luas, baik bagi Indonesia maupun negea yang berdekatan. Bagi Indonesia, pengumuman tersebut akan menambah luas wilayah laut yang berada di bawah kekuasan hukum nasional Indonesia dengan lebih dari dua kali luas laut berdasarkan Perpu No. 4 tahun 1960 tentang perairan Indonesia. Bagi negara-negara lain, pengumuman tersebut membatasi ruang gerak kapal-kapal ikan dan juga menimbulkan masalah penentuan batas maritim dengan negara-negara tetangga.
Sejak akhir Agustus 1999 Propinsi Timot Timur telah memilih memisahkan diri dari Indonesia dan menjadi Negara Timor Timur. Dengan demikian, tentu ada batas-batas baru yang secara internasional harus disepakati antara Negara Indonesia dengan Timor Timur.
Menurut ZEE, segala sumber daya hayati maupun sumber daya alam lainnya yang berada di bawah permukaan laut, dasar laut, dan dibawah laut menjadi “hak ekslusif” Negara Republik Indonesia. Karenanya, segala kegiatan eksplorasi, eksploitasi, serta penelitian di ZEE harus mendapat izin terlebih dahulu dari Pemerintah Indonesia, sedangkan lalu lintas laut maupun udara dan pemasangan kabel telepon dibawah laut diperkenankan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum laut interanasional.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa bats wilayah negara Indonesia adalah sebagai berikut.
a.       Bagian Utara berbatasan dengan Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Malaysia, Laut Sulawesi, dan Samudera Pasifik.
b.       Bagian Timur, berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Papua Nugini
c.       Bagian Selatan, berbatasan dengan Timor Timur, Laut Arafuru (antara Papua (Irian Jaya) dan Australia), dan Samudera Hindia.
d.       Bagian Barat, berbatasan dengan Samudera Hindia (Indonesia).


Demikian contoh makalah geograafi tentang HIDROSFER DAN DAMPAKNYA yang bisa saya share kepada teman-teman, kurang lebihnya mohon maaf, dan semoga bermanfaat.
LIKE & SHARE

0 Response to "CONTOH MAKALAH GEOGRAFI TENTANG HIDROSFER DAN DAMPAKNYA"

Posting Komentar